Senin, 07 November 2016

Letak Geografis Kabupaten Mandailing Natal

Kabupaten Mandailing Natal memanjang pada kawasan 0˚10'-1˚50' Lintang Utara dan 98˚10'-100˚10 Bujur Timur. Ketinggian daerah ini antara 0-2.145 meter diatas permukaan laut.



Penduduk di dataran tinggi sebagian besar bemata pencaharian tani. Sedangkan daerah dataran rendah yakni pantai, hidup dari usaha sebagai nelayan.



Selain itu ada juga yang bermata pencaharian sebagai buruh, pedagang dan lain-lain. Akan tetapi sebagian besar masyarakat Mandailing Natal bermata pencaharian sebagai petani dan dahulu daerah Mandailing pernah dikenal sebagai daerah lumbung padi.

Penduduk Asli Mandailing Natal

Penduduk Asli Mandailing Natal

Penduduk asli Mandailing Natal terdiri dari dua etnis besar, yaitu suku Mandailing dan suku Pesisir. Suku Mandailing mendiami daerah dataran tinggi, sedangkan suku Pesisir mendiami daerah pantai. Selain itu, ada juga etnis Minang, Jawa, Batak, Nias, Melayu dan Aceh.

Jumlahnya tidak sebanyak etnis Mandailing dan etnis Pesisir. Seluruh penduduk hidup rukun berdampingan.

Penduduk Mandailing Natal saat ini tersebar di 23 Kecamatan dan 386 desa/kelurahan. Jumlah penduduk  403.894 jiwa, laki-laki 198.623 jiwa  dan perempuan 205.271 jiwa (Data tahun 2010).

Jumat, 04 November 2016

Hina Agama Hindu, Ibu Rumah Tangga di Bali Dibui 14 Bulan

**Hina Agama Hindu, Ibu Rumah Tangga di Bali Dibui 14 Bulan**

– detikNews

Jakarta – Rusgiani (44) dipenjara 14 bulan karena menghina agama Hindu. Ibu rumah tangga itu menyebut canang atau tempat menaruh sesaji dalam upacara keagamaanumat Hindu dengan kata-kata najis. Kasus bermula saat Rusgiani lewat di depan rumah Ni Ketut Surati di Gang Tresna Asih, Jalan Puri Gadung II, Jimbaran, Badung, pada 25 Agustus 2012. Saat melintas, dia menyatakan canang di depan rumah Ni Ketut najis. Canang adalah tempat sesaji untuk upacara agama Hindu.

**Tuhan tidak bisa datang ke rumah ini karena canang itu jijik dan kotor,** kata Rusgiani seperti tertulis dalam putusan Pengadilan Negeri (PN) Denpasar yang dilansir website Mahkamah Agung (MA), Kamis (31/10/2013). Menurut Rusgiani, dia menyampaikan hal itu karena menurut keyakinannya yaitu agama Kristen, Tuhan tidak butuh persembahan. Rusgiani mengaku mengeluarkan pernyataan itu spontan dan disampaikan di hadapan tiga orang temannya.

**Tidak ada maksud menghina atau pun menodai ajaran agama Hindu,** ujar Rusgiana.

Atas perkataannya itu, Rusgiani dilaporkan ke polisi setempat. Setelah melalui proses penyidikan yang cukup lama, Rusgiani pun duduk di kursi pesakitan. Jaksa menuntut Rusgiani dengan hukuman 2 tahun penjara.Lalu apa kata majelis hakim?

**Menjatuhkan hukuman 1 tahun dan 2 bulan penjara,** putus majelis hakim yang diketuai oleh AA Ketut Anom Wirakanta dengan anggota Indria Miryani dan Erly Soeliystarini.

Majelis hakim menyatakan Rusgiani telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dengan sengaja mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan agama yang dianut di Indonesia. Perkataan Rusgiani dapat mengganggu kerukunan umat beragama dan telah menodai agama Hindu.

**Perbuatan terdakwa dapat mencederai hubungan keharmonisan antar umat beragama di Indonesia,** ujar majelis yang dibacakan pada 14 Mei 2013 lalu. Atas vonis ini, Rusgiani menerima dan tidak mengajukan banding.